Satu hal saja, berdua-duaan atau sendirian
{قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَى وَفُرَادَى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا مَا بِصَاحِبِكُمْ مِنْ جِنَّةٍ إِنْ هُوَ إِلا نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ (46) }
Artinya:"Katakanlah, "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikit pun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras." (Saba: 46)
=======
Berdua-duaan, anak dengan ortunya
adik dengan kakaknya atau kakak dengan adiknya
guru dengan muridnya atau murid dengan gurunya
suami dengan istrinya atau istri dengan suaminya.
Berdua-duaan, bertatap mata, saling melihat dan saling mendengar.
Jangan ada orang ketiga, memecahkan fokus.....
===
Sendirian, dirimu dengan kholikmu.
Pejamkan mata, lirih,
Sebagaimana engkau mengatakan kepada dirimu sendiri (khitab diri sendiri) .... laa haula walaa quwwata illa billah.
Katakan kepada saudaramu yang ia adalah dirimu [ka-naffsiw-waahidah], ...
"Ya Alloh, ia saudaraku,
ia makhlukmu sebagaimana aku, bila aku mengatakan "laa haula walaa quwwata illa billah", maka mungkin saja ia mengatakan hal yang sama "laa haula walaa quwwata illa billah".
Ya Alloh, haul-nya, haul-MU, quwwah-nya, quwwah-Mu
Apa yang sampai di telingaku dari mulutnya,
Apa yang sampai di mataku dari gerak-geriknya,
Ya Alloh, Engkau ibtala aku melalui media hamba-Mu, ia..... saudaraku.
Akankah aku bersabar? ataukah aku aral?
Akankah aku bersyukur? ataukah aku kufur?
Akankah aku menolak? ataukah aku menerima?
?????
======
Ia tidak gila..... bila membawa-bawa Alloh.
namun, bisa saja....
ia tergila-gila karena membawa-bawa Alloh. [Asma-MU].
Ia mengajaku bukan menuju kegilaan,
hanya saja, terkadang mengundang papaseaan.
======
Ah duka atuh,
enya kitu we lah.
=======================================
=======================================
وَاِذۡ اَخَذَ اللّٰهُ مِيۡثَاقَ النَّبِيّٖنَ لَمَاۤ اٰتَيۡتُكُمۡ مِّنۡ كِتٰبٍ وَّحِكۡمَةٍ ثُمَّ جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمۡ لَـتُؤۡمِنُنَّ بِهٖ وَلَـتَـنۡصُرُنَّهٗ ؕ قَالَ ءَاَقۡرَرۡتُمۡ وَاَخَذۡتُمۡ عَلٰى ذٰ لِكُمۡ اِصۡرِىۡؕ قَالُوۡۤا اَقۡرَرۡنَا ؕ قَالَ فَاشۡهَدُوۡا وَاَنَا مَعَكُمۡ مِّنَ الشّٰهِدِيۡنَ (81)
Artinya:"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, "Manakala Aku memberikan kitab dan hikmah kepadamu lalu datang kepada kamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya." Allah berfirman, "Apakah kamu setuju dan menerima perjanjian dengan-Ku atas yang demikian itu?" Mereka menjawab, "Kami setuju." Allah berfirman, "Kalau begitu bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku menjadi saksi bersama kamu." (Ali Imron: 81)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar